Kamis, 16 April 2020

Museum Transmigrasi  


Banyak orang Jawa tinggal di Suriname, Belanda. Mereka datang atau dipindah ke sana sejak 1905. Di tahun yang sama, penjajah Belanda juga memindahkan orang Jawa ke Lampung. Rombongan pertama, 155 KK asal Bagelen, Kedu, Jawa Tengah, ditempatkan di Gedong Tataan. Area kolonisasi atau transmigrasi itu sekarang dikenal sebagai Desa Bagelen, yang masuk wilayah Kecamatan Gedong Tataan: ibukota Kabupaten Pesawaran. Di lokasi trasmigran pertama itulah, yang berseberangan dengan komplek kantor Bupati Pesawaran, sekarang telah berdiri bangunan megah bernama Museum Transmigrasi.

Museum Transmigrasi ini, yang biasa pula disebut Museum Nasional Ketransmigrasian, memang dibangun untuk merekam jejak perjalanan ketransmigrasian di Indonesia. Terutama sekali merekam dan memuseumkan cara-cara produksi para transmigran. Berdiri di atas lahan seluas 20 hektar (awalnya 5,4 hektar), tampil bagaikan Taman Mini Indonesia Indah: punya banyak anjungan yang mewakili daerah-daerah trasmigrasi. Dibangun sejak 2005, dan akhirnya dibuka pada 2010, pada masa awalnya, Museum Transmigras ini punya 10 anjungan. Salah satunya adalah anjungan Lampung. Ini bukan hanya karena Lampung jadi tuan rumah bagi para transmigran, tapi juga karena warga Lampung dulu juga ikut translokal atau transmigrasi lokal.

Peran transmigran dalam menghidupkan suatu provinsi terbilang penting. Di Lampung, para transmigran telah menghidupkan 13 kabupaten/kota. Adapun yang tercatat sebagai daerah otonom yang benar-benar berasal dari daerah transmigrasi adalah Kabupaten Mesuji dan Kota Metro. Sedangkan secara nasional, menurut catatan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, hingga 2007, para transmigran tercatat telah berperan dalam mendorong terbentuknya 235 kecamatan baru dan 66 kabupaten baru.

Dibangun dengan dana dari APBN, Museum Transmigrasi ini sekarang dikelola oleh UPTD Museum Transmigrasi, salah satu UPTD di bawah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung. Selain menjalankan fungsi kemuseumannya, gedung museum 3 lantai itu, dan juga halaman museum, terbuka bagi berbagai kegiatan publik dan kepemerintahan. Ketika tahun lalu Pemkab Pesawaran menerima bantuan anggaran Rp 64 miliar dari Pemprov Lampung misalnya, acara serah terimanya dilangsung di museum. Juga, pada Desember 2013, museum jadi saksi serah terima dana pinjaman Rp 50 miliar dari Pusat Investasi Pemerintahuntuk pembangunan RSUD Pesawaran tahap III. Maret lalu, ribuan massa dari berbagai partai pun hadir di halaman museum guna menghadiri Kirab Karnaval dan Deklarasi Damai.

sumber : https://www.indoplaces.com/mod.php?mod=indonesia&op=view_region&regid=4153

Tidak ada komentar:

Posting Komentar